Sebuah start-up kuliner asli Indonesia milik seorang perempuan muda asal Cimahi ini telah membuktikan bahwa UMKM bisa sukses.

Yuk, simak kisah suksesnya berikut ini. Bukan suatu hal yang mustahil sebuah UMKM bisa laris sampai ke mancanegara!

Dari Gerobak Panggul Ke Negeri Sakura

Jawa Barat memiliki berbagai pesona yang membuat banyak wisatawan datang mengunjunginya. Salah satu pesona tersebut adalah berbagai macam kuliner khas yang ditawarkan.

Siapa yang tidak tahu bakso? batagor? Bagaimana dengan cireng, cilok, dan cimol? Atau yang semakin hits belakangan ini, seblak?

Makanan-makanan ini sebenarnya berasal dari Jawa Barat, tapi saat ini Anda bisa menemukannya dijajakan para pedagang di berbagai kota di Indonesia.

Nah bagi Ocha, panggilan akrab dari Rosalia Rachma Putri (30), cuanki adalah jajanan favoritnya.

Cuanki merupakan varian dari bakso yang dilengkapi dengan tahu dan pangsit, dijajakan dengan cara dipanggul sambil berkeliling berjalan kaki. Maka dari itu, namanya cuanki alias ‘cari uang jalan kaki’.

Cuanki bisa ditemukan di pinggiran jalan atau di tempat umum yang ramai dikunjungi orang. Namun terkadang, banyaknya pesaing membuat mereka harus selalu berpindah tempat agar dagangan dapat laris.

Kini Anda bisa menemukan cuanki di berbagai minimarket terdekat.

Tentu saja, Anda tidak akan menemukan pedagang cuanki dengan gerobak panggulannya di sana. Cuanki yang dimaksud adalah cuanki instan Lakoca yang dipelopori oleh Ocha.

Cuanki instan ini bisa dipesan melalui media sosial sehingga target pasarnya pun semakin luas, bahkan pernah ada pesanan dari Jepang.

Siapa sangka, jajanan asli Jawa Barat yang dikenal melalui pedagang gerobak panggulan ini bisa sampai ke negeri Sakura?

Bisnis yang dilakukan Ocha bisa dikategorikan sukses besar, hanya karena kesukaan ia pun mengembangkan hal ini sampai ke negeri lain.

Bicara tentang bisnis, tahukah Anda bahwa pengetahuan mengenai bagaimana mengelola keuangan pribadi dan keuangan bisnis itu penting sebelum memulai bisnis?

Cerita Lengkap dari Cuanki Lakoca

Memulai bisnis tentu memerlukan effort lebih. Apalagi jika bisnis tersebut hanya dipimpin oleh Anda seorang.

Simak kisah sukses dari Cuanki Lakocha milik Ocha berikut ini:

 

#1 Berawal dari Kesulitan Ocha Memperoleh Jajanan

Sebenarnya, Ocha sudah memiliki bakat di bidang kewirausahaan sejak lama.

Sewaktu masih bekerja di perusahaan maskapai penerbangan, ia sering membuka preorder oleh-oleh Bandung lewat aplikasi chatting kepada teman-temannya di berbagai kota.

Ia memiliki keinginan untuk membuat produk sendiri, namun pada saat itu ia belum mengetahui produk apa yang kira-kira bisa dijadikan bisnis.

Tepat sebelum memulai Lakoca, Ocha masih bekerja di bidang event organizing.

Karena kesibukannya, Ocha kerapkali kesulitan membeli jajanan di luar kantor. Padahal lokasi kantornya tersebut tidak jauh dari kedai cuanki terkenal di Bandung bernama Cuanki Serayu.

Ternyata, dari situlah ide Ocha membuat cuanki instan lahir. Ia melihat bahwa cuanki memiliki banyak penikmat setia.

Namun seperti yang terjadi pada dirinya, mereka seringkali terkendala waktu (dan bisa juga jarak) untuk memperoleh cuanki yang nikmat.

 

#2 Tidak Hanya Nikmat, Ocha Tawarkan Cuanki Sehat Tanpa MSG

Setelah mendapatkan ide, Ocha memulai langkahnya dengan belajar dari banyak bandar cuanki di Bandung.

Selama tujuh bulan lamanya Ocha melakukan percobaan untuk mendapatkan resep cuanki instan seperti yang ia inginkan.

Ia menyadari banyak macam produk instan yang tidak menyehatkan di pasaran. Itulah yang membuat dirinya kecewa dengan produk instan. Ia bertekad ingin memasarkan cuanki instan yang enak tapi menyehatkan juga.

Akhirnya, ia dapat membuat cuanki instan berbahan baku alami yang awet hingga satu tahun dan tanpa menggunakan penyedap rasa buatan.

Tidak menunggu lama, Ocha langsung mengurus perizinan dan sertifikat halal ke instansi terkait.

Langkah uletnya ini disyukurinya karena sekarang produknya masih dipercaya konsumen di tengah beragam merek cuanki instan lainnya yang bermunculan di media sosial.

 

#3 Sebelum Terkenal, Ocha Melakukan Semuanya Sendiri

Diiringi dengan kerja keras dan kegigihan, Ocha berupaya memasarkan Lakoca dengan berbagai cara.

Awalnya, ia memenuhi pesanan teman-temannya tanpa bantuan siapapun. Bahkan, pesanan tersebut diantarnya setelah ia selesai dengan urusan kantor.

Tidak hanya itu, ia manfaatkan waktu weekend untuk fokus menjajakan Lakoca di tempat-tempat strategis.

Selain itu, Ocha memanfaatkan jaringan pertemanannya di berbagai komunitas yang ia ikuti. Ia juga pergi dari satu kampus ke kampus lainnya untuk membuat Lakoca lebih familiar di telinga millenials.

Walaupun melakukan semua proses seorang diri, Ocha tetap terbuka dalam menerima kritik dan saran dari teman-temannya.

Teman-temannya tersebut menyarankan untuk memperbarui kemasan Lakoca agar lebih menarik.

Beruntung, ada seorang temannya yang pandai desain sehingga jadilah kemasan Lakoca yang unik, gaul, dan trendy tanpa meninggalkan citra tradisional cuanki.

 

#4 Sekarang Ocha Sudah Bisa Memberdayakan Penyandang Disabilitas

Kini Lakoca sudah banjir permintaan. Pesanannya mencakup seluruh Indonesia dan mencapai 30.000 cups per bulannya.

Melihat perkembangan bisnisnya yang semakin meningkat, Ocha mendirikan CV Rosalia Jaya untuk memproduksi dan mendistribusikan Lakoca ke minimarket dan pasar swalayan di berbagai kota.

Uniknya, 80% dari pegawai CV Rosalia Jaya ini merupakan kaum difabel.

Padahal, berdasarkan UU No. 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, pemerintah hanya mewajibkan jumlah penyandang disabilitas pada suatu perusahaan swasta sebesar 1% dari total pegawai.

Ocha mengungkapkan kepada Pikiran Rakyat bahwa dirinya terinspirasi sang adik, seorang tunarungu yang gigih namun sulit mendapat pekerjaan karena keterbatasannya.

Ia pun membuka lowongan bagi para lulusan sekolah luar biasa untuk ditempatkan di bagian produksi.

 

#5 Berbagai Tantangan dan Hambatan yang Lakoca Hadapi

Tentu saja, Lakoca sudah menghadapi banyak hal sejak pertama kali diproduksi pada Desember 2013. Pada masa-masa awal pembuatan, Lakoca menerima banyak kritik dari para pelanggan barunya.

Selain itu, Ocha juga telah melewati masa-masa sulit untuk bekerja sama dengan para pegawainya. Ia mengaku bahwa butuh tiga tahun sejak awal berdiri untuk dapat membangun tim yang solid seperti sekarang ini (2017).

Hasil memuaskan yang Lakoca tunjukkan terjadi berkat niat baik, ketulusan, kegigihan, dan sikap terbuka Ocha untuk menerima kritik dan saran para pelanggan setianya.

Ia bersama CV Rosalia Jaya tidak berhenti memperbarui Lakoca supaya tetap bisa eksis di tengah persaingan kuliner yang kian ketat dari hari ke hari.

 

Kuliner Khas Jabar yang Go Internasional

Ocha mengaku kepada Detik bahwa CV Rosalia Jaya miliknya sudah memiliki beberapa aset, di antaranya rumah produksi, rumah tinggal, mesin pengolahan bahan baku, dan kendaraan.

Saat ini, Ocha sedang menyiapkan beberapa dokumen resmi untuk mendistribusikan Lakoca ke mancanegara sebab beberapa pesanan sudah banyak yang datang dari luar negeri, seperti Malaysia dan Jepang.

Ocha berkomitmen untuk tetap mempertahankan citra Lakoca sebagai makanan instan yang tetap terasa tradisional di lidah.

Ia yakin hal tersebutlah yang menjadikan Lakoca dirindukan oleh para pelanggan setianya.

 

Semoga kisah sukses Lakoca dari Ocha ini dapat menginspirasi Anda untuk memulai UMKM kuliner asli Indonesia. Jangan lupa bagikan artikel ini agar teman dan keluarga Anda dapat terinspirasi. Terima Kasih!

 

Sumber Referensi:

  • Admin. 25 Juni 2018. Mojang Bandung Raup Untung Dagang Cuanki Instan. Detikfinance.com – https://goo.gl/CBYyjf
  • Prasetyo Wijaya. 20 Februari 2018. Menggeluti Bisnis Cuanki Instan Cerita Sukses Inspirasi Bisnis. Prasacademy.com – https://goo.gl/cknjWM
  • Gita Pratiwi. 20 Juli 2017. Lakoca Bawa Kenikmatan Cuanki Instan Hingga Dubai. Pikiran-rakyat.com – https://goo.gl/27uve9