Ocha Sang Penemu Lakoca

Destinasianews – Kegemaran mengonsumsi Cuanki, menjadi inspirasi Rosalina menciptakan Cuanki instan. Tak perlu menunggu datangnya tukang Cuanki, gadis kelahiran 30 April 1988 ini mampu memanjakan penikmat Cuanki kapanpun dan di manapun.

 

Rosalia Rachma Putri, akrab disapa Ocha merupakan founder sekaligus Owner Lakoca. Produk makanan tradisional cuanki instan yang dibentuknya dua tahun silam. Ide ini berawal dari hobinya mengonsumsi makanan khas cuanki, ditunjang passion-nya menjadi seorang wirausahawan. Tak hanya itu, termotivasi dari sang adik yang terlahir sebagai tuna rungu, membuat Ocha berfikir bagaimana caranya menciptakan pekerjaan bagi penyandang tuna rungu agar bisa melanjutkan kehidupan yang layak.

 

“Sekarang sudah ada 10 pegawai tuna rungu di bagian produksi. Meskipun harus ekstra sabar ngajarinnya, tapi dengan cara ini kita bisa memberdayakan penyandang tuna rungu agar mereka bisa aktif dan mandiri,” ujar perempuan berhijab ini.

 

Upayanya merintis Lakoca, dibarengi dengan kerja keras dan semangat ekstra dalam memperkenalkan produknya. Bahkan ia memasuki berbagai komunitas dan menjaring banyak network dari satu kampus ke kampus lainnya agar Lakoca bisa laku dan disukai banyak orang.

 

Kini, Lakoca sudah berjalan dengan produksi 1000 pcs per hari. Dukungan penuh dari teman-teman menjadi masukan bagi Ocha termasuk dalam hal mendesain kemasan Lakoca agar bisa lebih menarik. “Dari dulu aku suka sama animasi. Kebetulan punya temen yang jago desain akhirnya dibentuklah maskot dan packaging unik, trendi, gaul tapi tetap mengangkat citra makanan tradisional. Biar remaja bisa tertarik dan penasaran sama Lakoca,” Jelas Ocha.

 

Dengan tagline ‘Laper Kok Caper’, kini cuanki instan ini didistribusikan secara nasional melalui lebih dari 20 reseller yang tersebar di seluruh Nusantara. Ocha berharap Lakoca bisa menjadi makanan khas atau oleh-oleh dari Bandung dan Cimahi. Ocha menjamin produknya tidak menggunakan pengawet. Ocha juga sangat selektif memilih pasokan ikan untuk bahan bakunya.

 

“zaman sekarang banyak yang serba instan tapi tidak menyehatkan. Makanya dulu waktu awal merintis, saya langsung mengurus perizinan dan sertifikasi halal ke instansi terkait. Aku pengen bikin produk yang gak hanya praktis dan mengenyangkan tapi juga menyehatkan,” pungkasnya. (Reg/dtn – reposting)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *